Kamis, 25 Oktober 2012

Teluk Sungka - Kebudayaan

Karena beraneka ragamnya suku yang berada di Teluk Sungka, mulai dari Melayu, Banjar, Minang, Cina/tionghua, dan beberapa suku lainnya. namun mayoritas penduduk sehari-harinya menggunakan bahasa melayu. baik suku minang, banjar atau tionghua pun sudah sangat kental menggunakan bahasa melayu. di Teluk Sungka dikenal adanya Hari Pasar pada hari Sabtu, dimana pada hari itu telah disediakan berupa bangunan yang cukup luas yang disebut kantin, dan terlebih lagi ada puluhan pedagang yang biasa berjualan dan sering disebut Pedagang Keliling, yang setiap harinya berkeliling selama sepekan dari desa satu ke desa lainnya. semua kebutuhan dijual pada hari sabtu tersebut, mulai dari sembako, lauk pauk seperti ikan segar hingga pakaian juga dijual layaknya sebuah pasar besar diperkotaan.


Berikutnya di setiap memperingati hari kemerdekaan indonesia Atau 17an, biasa juga diadakan Pacu Sampan yang diadakan di Sungai yang lebarnya mencapai 50an meter dengan arus pasang dan surut yang bermuara ke Laut Kuala Gaung.acara ini dimeriahkan oleh seluruh penduduk di Desa Teluk Sungka dan beberapa Desa tetangga, dengan menggunaka sampan beraneka jenis yang didayung oleh 3 dampai 10 orang laki-laki baik muda maupun tua. ketika acara ini dimulai seluruh penduduk menbanjiri tepian sungai tersebut, lagi pula hadiah nya juga lumayan besar karena disponsori oleh beberapa tempat usaha dan dari iuran warga serta biaya pendaftaran yang telah ditentukan.


Tak kalah dari acara Pacu Sampan yang saya ceritakan diatas, sebulan menjelang bulan agustus biasanya juga diadakan Turnamen Sepak Bola antar RT baik dari warga desa Telu Sungka ataupun dari desa tetangga. pelaksanaannya juga sangat meriah. dan biasanya juga ada Turnamen lainnya yang diadakan bersamaan menyambut Hari Kemerdekaan RI disetiap tahunnya. seperti Catur, Bulutangkis, maupun sepak Takraw. semua piala dan hadiah akan diberikan pada waktu yang bersamaan, dan yang menariknya setelah acara 17an berakhir sebagai acara puncang malam pengambilan hadiah diundanglah Organ Tunggal untuk memeriahkan malam tersebut yang didalangi dari persatuan Pemuda Pemudi Desa Teluk Sungka.

Dan satu lagi yang mungkin membuat semua Pemuda dan Pemudi Teluk Sungka jauh-jauh merantau sampai ke Pekan Baru, Batam dan tempat-tempat Berkembang lainnya untuk setiap Tahun Pulang kampung dikarenakan semaraknya kebersamaan bertemu sanak saudara seperti dimalam hari takbiran yang diadakan Pawai yang setiap peseta membawa Colok (Obor) untuk berkeliling kampung.


Berikutnya setiap malam Bulan Ramadhan biasanya diadakan Latihan Beladiri "Silat Pangean" yang bertempat di Parit Terjun Jaya, penduduk banyak dari perantauan yang berdekatan dengan Sumatera Barat, ada yang dari Baserah,Imunan, Cerenti,Pangean, Taluk Kuantan dan daerah lainnya. yang mayoritas menggunakan bahasa Minang dalam kehidupan sehari-hari. Silat ini juga diadakan Pementasan di siang hari biasanya pada hari ke-2 lebaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar